Album 'The 2nd Law': Evolusi Total Muse


Jika Anda punya band dan sudah lebih dari sepuluh tahun berjalan, mendapatkan segalanya, ke mana lagi Anda akan melangkah?
Jawabnya: evolusi.
Dari trio kecil penggemar Nirvana asal Teignmouth hingga punya lebih dari selegiun fans di seluruh dunia, Matthew Bellamy (vokal, gitar, piano, penulis lagu), Chris Wolstenholme (bass, vokal), dan Dominic Howard (drum) akhirnya mendapatkan klaim sebagai salah satu band rock terbesar di dunia. Tapi, Muse yang sekarang bukanlah Muse yang dulu menyanyikan 'Muscle Museum' dan 'Plug in Baby'. Bellamy yang sekarang bukan lagi penyair punk-gothic yang terbiasa menulis lirik-lirik abstrak nan puitis. Bellamy yang sekarang adalah penyuka teori konspirasi dengan kesadaran kondisi dunia tingkat tinggi. Lirik-liriknya dipenuhi paranoia massa dan protes pada pemerintah dunia.

Terdengar berat memang. Jika album 'The Resistance' kencang dengan tema seperti itu, maka 'The 2nd Law' adalah lanjutannya dalam kadar yang lebih ringan. Album keenam Muse ini dibuka dengan lagu 'Supremacy' yang megah, namun masih diwarnai riff gitar khas Muse. Temanya pun tak jauh-jauh tentang menghancurkan supremasi kemapanan dunia yang ada sekarang. Setelah diselingi 'Madness' yang bercerita tentang cinta dan penuh beat pop, tema itu kembali muncul pada trek ketiga 'Panic Station'. Sepintas, lagu tersebut akan mengingatkan Anda pada 'Another One Bites The Dust' milik Queen. Berlanjut dengan 'Survival' yang mungkin sudah tak asing lagi. Lagu berbumbu orkestra ini terpilih menjadi lagu untuk Olimpiade yang baru lalu. Lirik seperti "I'll keep up the pace And I will reveal my strength to the whole human race..." membuat 'Survival' tak hanya punya kesan berkelas, tapi juga unjuk ketangguhan dengan sedikit aroma perlawanan. Sementara, beberapa trek seperti 'Animals' dan 'Big Freeze' menyangkut-pautkan lirik dengan kerakusan ekonomi global, 'Animals' menggunakan sampling suara orang berdagang saham di akhir lagu, dan ketakutan akan zaman es kembali mendatangi dunia. Yang tak kalah absurd, Bellamy juga menceritakan bagaimana sebaiknya manusia meninggalkan bumi dan mencari kehidupan di luar tata surya pada 'Explorers', yang sepintas mirip sebuah lagu cinta.

Dua lagu buatan Wolstenholme bercerita mengenai perjuangannya melawan kecanduan alkohol, 'Save Me' dan 'Liquid State'. Kemudian, dua lagu penutup dengan dua komposisi orkestra khas Bellamy, plus dubstep, masing-masing 'The 2nd Law: Unsustainable' dan 'The 2nd Law: Isolated System'.

Secara keseluruhan, 'The 2nd Law' adalah album di mana Muse ber-evolusi dengan menyentuh sound yang belum pernah mereka jelajahi. Bellamy seperti membuat mesin waktu, kembali ke masa lalu, dan berjabat dengan sound khas Queen, Bee Gees, Michael Jackson, hingga U2. Lalu, kembali ke masa sekarang untuk mengeksplorasi sound dubstep dan dance. Evolusi musik itu sendiri menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang masih menginginkan Muse kembali memainkan sound lama yang lebih keras. 'The 2nd Law' sendiri adalah album yang sulit untuk dibilang jelek.
Namun, Anda yang tak akrab dengan Muse mungkin harus mendengarkannya dua (atau berulang) kali untuk bisa menyukainya.

Baca Juga:

blogger yang menyikapi dingin dengan segala perubahan dunia. bergerak hanya karena ada sesuatu yang dia minati

Hot topik lainnya

2 Tanggapan untuk "Album 'The 2nd Law': Evolusi Total Muse "

Scroll to top